Akhirnya hospitium berakhir! Aku dan teman-teman Klinis Dewasa akhirnya balik lagi ke Bandung setelah stay di RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang selama dua minggu. What we did there? So here is the story, enjoy! 🙂
***
Karena majoring KLD angkatanku isinya 18 orang, di Malang kami dibagi dalam tiga kelompok kecil, jadi masing-masing kelompok isinya 6 orang dan tiap kelompok bertugas di satu bangsal di RSJ. Tiap hari dari pagi sampai sore (kadang malem) kami jaga di bangsal. Tugas masing-masing adalah “megang” satu pasien dan ngelakuin asesmen sama pasien itu.
Pasienku, sebut aja Mas Djarot (bukan nama sebenernya – but btw kenapa harus Djarot sih), dirawat di RSJ karena punya halusinasi, suka marah-marah tanpa sebab dan suka ngebakar benda-benda yang ada di sekitarnya. Waktu baca rekam medisnya, jujur agak takut sebelum ketemu. Tapi ternyata di RS semua terkontrol, dia ngga semenakutkan yang dibayangin di awal. Lebih lagi pas aku coba ngelakuin asesmen dan nyari tau alasan kenapa dia punya gangguan jiwa yang ada malah kasian 🙁 well everything happens for a reason
Karena lingkungan RSJ bener-bener privat kami memang harus jaga kerahasiaan semua yang ada di sana, termasuk foto. Biarpun ngga ada peraturan tertulis, udah jadi standar etika kalau ngga boleh ada pengambilan foto terutama yang berhubungan sama pasien dan bangsal. Tapi aku kasih sedikit “penampakannya” deh ya, siapa tau penasaran 😛 Ini dia sedikit atap bangsal tempat aku jaga dan pohon rindang di depannya.
Di akhir minggu kedua, kami semua diuji sama psikolog RS tentang apa yang udah dilakuin selama di sana. Di malam sebelumnya, semua begadang karena masih banyak revisi yang harus dikebut.
And here we are, my clinician friends after exam. It’s taken after the exam and all Mapro Klinis Dewasa Unpad 2014 after exam. Foto ini diambil setelah ujian selesai dan “penyerahan” kembali mahasiswa dari pihak RSJ ke dosen kampus. Udah pada bisa senyum semua, ngga deg-degan ujian lagi 🙂
Yang di bawah ini adalah aku dan kelompok (minus Chanie, satu anggota kelompok lain yang udah pulang duluan). Tiap hari kerjanya ya sama mereka-mereka ini.
L-R: Yoges, Ucul, aku, Vinna, Isni
Itu sedikit cerita tentang rutinitas di lingkungan RSJ. Nah selama di Malang aku juga sempet ketemu sama sepupuku yang tinggal di Malang, Iqbal. Sejak 2012 Iqbal ini tinggal di Malang dan alhamdulillahnya di sela-sela ke(sok)sibukan kita akhirnya kita bisa ketemuan. Oh btw asrama tempat aku tinggal letaknya ada di dalam RSJ. Karena lingkungan RSJ itu besar banget, waktu dia mau jemput malem-malem, aku bilang di telepon “Nanti coba tanya aja sama security, Asrama *** posisinya di mana ya.” Aku tungguin lama kok ngga nyampe-nyampe. Pas coba keluar asrama, ternyata ngeliat dari jauh Iqbal ini lagi ngobrol sama orang dan yang diajak ngobrol ternyata… pasien. Dan alasan kenapa dia ngga nyampe-nyampe adalah karena dibikin nyasar sama pasien RSJ lol. Fyi, di lingkungan RSJ pasien-pasien yang dianggap ngga berbahaya (ngga ada indikasi ngelakuin tindakan agresi) dibolehin untuk jalan-jalan ke luar bangsal, di dalam area RSJ.
Ini dia Iqbal habis jadi korban pasien 😛
***
Beruntungnya selama stay di sana, aku dapet roommate yang rajin lari pagi jadi ya suka ngekor aja ikut-ikutan jogging. Walaupun dalam dua minggu cuma lari dua kali tapi ya lumayan lah daripada ngga sama sekali.
L-R: aku, Rani, Yoges. Picture taken by Kak Pandu. Btw angle ini bikin pipi makin bulet ya parah.
***
Hal lain yang keinget terus selama di sana adalah susah sinyal. Ngga cuma sinyal internet, bahkan buat SMS aja pendingnya keterlaluan. Pernah nih pas lagi siang-siang habis jaga pasien, ada bunyi SMS masuk. Mengingat sinyal yang selalu timbul tenggelam, ada bunyi SMS itu bener-bener kayak angel’s voice yang merdu banget. And guess what kind of text I got.
Cie Sharon segitu kangennya ya sampe ngesms ngga penting XD
***
Museum Kesehatan Jiwa – Di Malang juga ada satu museum yang namanya Museum Kesehatan Jiwa. Di sini ada berbagai hal yang berhubungan sama RSJ, salah satunya baju ini. This is called as Strait Jacket, dipakainya sama pasien-pasien yang ada indikasi bisa ngebahayain diri sendiri sama lingkungan juga.
Satu spot yang menarik perhatian, piano at one of museum’s corner. Ternyata ini adalah piano tua (sekitar tahun 1900an katanya) yang dulu pernah dipakai di RSJ Radjiman Wediodiningrat untuk terapi musik.
Eh badannya kepotong XD
Bapak penjaga museum ngebolehin waktu aku minta izin megang tuts pianonya (dan berakhir main satu lagu lol). Ya gimana, excited banget ketemu piano yang umurnya lebih dari seabad. Tapi ya namanya piano tua, semua tutsnya udah harus distem ulang 🙁
Dan inilah kami sebelum keluar dari museum.
***
Batu Secret Zoo – Akhirnya sempet juga main keluar lingkungan RSJ! This is me and Catherine, burung kakaktua Macau yang ada di Batu Secret Zoo.
Sebenernya aku pengen foto sama orang utan tapi nyari spotnya ngga ada, kayaknya orang utannya lagi istirahat ya(?)
***
Bromo – Di hari terakhir di Malang, akhirnya kami nyempetin ke Bromo, berangkat tengah malam untuk ngejar ngeliat sunrisenya.
Taken at Sunrise view point.
This one at Pasir Berbisik.
And this one at Bromo’s Savana. L-R: Rani, me, Kak Uti, Vinna. Mereka adalah roommate-ku selama di Malang. Mereka ini para perempuan asli Minang. Jadi dua minggu di Malang bukannya lancar bahasa Jawa malah lancar bahasa Minang 😛
Cheers,
Leave a Reply